KATA PENGANTAR
Assalamu’Allaikum.
Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji
syukur kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul :
“BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA”
Penulis
menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah
Yang Maha Kuasa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dalam
proses penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat menyelesaikannya dengan baik dan oleh karena itu penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan pembuatan makalah di lain waktu.
Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan
juga bagi penulis sendiri. Amin.
Wassalamu’Allaikum.
Wr. Wb.
Subang,
06 Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
….……………………………….…….……………............……... i
DAFTAR ISI
…….….…...…………..........................…………....……………............... ii
BAB I PENDAHULUAN
…………………………………..........…….….….........……… 1
- Latar Belakang ………………………..…...………..................……………….... 1
- Batasan Masalah ……........………………….......…….......……….................... 1
- Rumusan Masalah ………......………………………….………………………… 1
- Tujuan Penulisan ……………...……………………………...…………………… 1
- Metode Pengumpulan Data …………………………...……………........……... 1
BAB II BERBAKTI KEPADA KEDUA
ORANG TUA ...............................................… 2
- Cara Berbakti Kepada Kedua Orang Tua ..............................................…….. 2
- Syarat Menjadi Anak Berbakti ......................................................................... 3
- Keutamaan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua ............................................ 4
BAB III PENUTUP
…………..…………………............…………..…..........…………... 9
- Kesimpulan ……………………………......................…................….…………. 9
- Saran ……………………….............……................................……..………….. 9
DAFTAR PUSTAKA
……….……....……............…………………………...…….…… 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Orang tua merupakan
orang yang paling berjasa dan berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam
hal pendidikan tanpa perantara orang tua manusia tidak akan ada dan tidak akan
mengenal arti kehidupan didunia karena orang tualah yang pertama kali mengenalkan
dan mengajarkan kepada manusia akan arti kehidupan.
Betapa berjasanya
orang tua dalam kehidupan manusia maka sudah sepatutnya manusia untuk berbakti
kepada kedua orang tuanya. Bentuk berbakti kepada orang tua bisa berupa patuh
dan taat pada perintahnya selama masih dalam kebaikan, bertutur kata yang
sopan, menjaga nama baik orang tua dan lain sebaginya.
B. BATASAN
MASALAH
Dalam pembahasan makalah ini penulis
member batasan hanya kepada:
1.
Cara berbakti kepada kedua orang tua
2.
Syarat berbakti kepada kedua orang tua
3.
Hikmah berbakti kepada kedua orang tua
C. RUMUSAN
MASALAH
Dalam pembuatan makalah ini yang jadi
rumusan masalahnya yaitu:
1.
Bagaimana cara berbakti kepada kedua orang
tua?
2.
Apa saja syara-syarat dalam berbakti kepada
kedua orang tua?
3.
Apa saja hikmah berbakti kepada kedua orang
tua?
D. TUJUAN
PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.
Agar Mahasiswa tahu bagaimana cara berbakti
kepada kedua orang tua
2.
Agar Mahasiswa tahu apa saja syara-syarat
dalam berbakti kepada kedua orang tua.
3.
Agar Mahasiswa tahu apa saja hikmah berbakti
kepada kedua orang tua.
E. METODE
PENGUMPULAN DATA
Dalam pembuatan
makalah ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara Browsing
di Internet. Baik itu dengan membuka website, Blogger, Artikel, maupun Page.
BAB II
BERBAKTI
KEPADA KEDUA ORANG TUA
A. CARA
BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
Terdapat banyak ayat yang mendudukkan ridha orang tua
setelah ridha Allah dan keutamaan berbakti kepada orang tua adalah sesudah keutamaan
beriman kepada Allah.
Ada
lima kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada kedua orang
tuanya diantaranya yaitu:
1.
Tidak
ada komentar yang tidak mengenakkan dikarenakan melihat atau tercium dari kedua
orang tua kita sesuatu yang tidak enak. Akan tetapi memilih untuk tetap
bersabar dan berharap pahala kepada Allah dengan hal tersebut. Sebagaimana dulu
keduanya bersabar terhadap bau-bau yang tidak enak yang muncul dari diri kita
ketika kita masih kecil. Tidak ada rasa susah dan jemu terhadap orang tua
sedikit pun.
2.
Tidak
menyusahkan kedua orang tua dengan ucapan yang menyakitkan.
3.
Mengucapkan
ucapan yang lemah lembut kepada
keduanya diiringi dengan sikap sopan santun yang menunjukkan penghormatan
kepada keduanya. Tidak memanggil keduanya langsung dengan namanya, tidak
bersuara keras di hadapan keduanya. Tidak menajamkan pandangan kepada keduanya
(melotot) akan tetapi hendaknya pandangan kita kepadanya adalah pandangan penuh
kelembutan dan ketawadhuan. Allah berfirman dalam surat Al-Israa’ ayat 24
yaitu;
ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9
yy$uZy_
ÉeA%!$# z`ÏB
ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$#
$yJx. ÎT$u/u
#ZÉó|¹ ÇËÍÈ
24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil".
Urwah mengatakan jika kedua orang
tuamu melakukan sesuatu yang menimbulkan kemarahanmu, maka janganlah engkau
menajamkan pandangan kepada keduanya. Karena tanda pertama kemarahan seseorang
adalah pandangan tajam yang dia tujukan kepada orang yang dia marahi.
4. Berdo’a memohon kepada Allah agar
Allah menyayangi keduanya sebagai balasan kasih sayang keduanya terhadap kita.
5. Bersikap tawadhu’ dan merendahkan
diri kepada keduanya.
Yaitu
dengan cara mentaati keduanya selama tidak memerintahkan kepada kemaksiatan terhadap
Allah serta sangat berkeinginan untuk memberikan apa yang diminta oleh keduanya
sebagai wujud kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya.
Perintah Allah untuk berbuat baik
kepada orang tua itu bersifat umum. Mencakup hal-hal yang disukai oleh anak
ataupun hal-hal yang tidak disukai oleh anak.
Bahkan sampai-sampai Al-Qur’an memberi wasiat kepada
para anak agar berbakti kepada kedua orang tuanya meskipun mereka adalah
orang-orang yang kafir. Yakni dalam surat Luqman ayat 15:
bÎ)ur #yyg»y_ #n?tã br& Íô±è@ Î1 $tB }§øs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïæ xsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur @Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ
15. dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(QS.
Lukman: 15)
B. SYARAT
MENJADI ANAK BERBAKTI
Ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi, agar seorang anak
bisa disebut sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya yaitu:
1.
Lebih
mengutamakan ridha dan kesenangan kedua orang tua daripada ridha diri sendiri,
isteri, anak, dan seluruh manusia.
2.
Mentaati
orang tua dalam semua apa yang mereka perintahkan dan mereka larang baik sesuai
dengan keinginan anak ataupun tidak sesuai dengan keinginan anak. Selama
keduanya tidak memerintahkan untuk kemaksiatan kepada Allah.
3.
Memberikan
untuk kedua orang tua kita segala sesuatu yang kita ketahui bahwa hal tersebut
disukai oleh keduanya sebelum keduanya meminta hal itu. Hal ini kita lakukan
dengan penuh kerelaan dan kegembiraan dan selalu diiringi dengan kesadaran
bahwa kita belum berbuat apa-apa meskipun seorang anak itu memberikan hidup dan
hartanya untuk kedua orang tuanya.
C. KEUTAMAN
BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
1.
Termasuk Amal yang Paling Allah Cinta
Sebagaimana
dijelaskan dalam sebuah hadits yang artinya;[1]
Dari
Abdullah bin Mas’ud “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Amal apakah yang paling
Allah cintai.” Beliau bersabda, “Shalat
pada waktunya,” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Nabi bersabda, “Berbakti kepada kedua orang tua.”
Aku bertanya, “Kemudian apa?” Nabi bersabda, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Jalan
Menuju Surga
Berbuat baik kepada orang tua dan taat kepada keduanya dalam
kebaikan merupakan jalan menuju Surga. Sedangkan durhaka kepada orang tua akan
mengakibatkan seorang anak tidak masuk Surga. Dan di antara dosa-dosa yang
Allah ‘Azza wa Jalla segerakan adzabnya di dunia adalah berbuat zhalim dan
durhaka kepada orang tua. Dengan demikian, jika seorang anak berbuat baik
kepada orang tuanya, Allah akan meng-hindarkannya dari berbagai malapetaka,
dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla dan akan dimasukkan ke Surga.
Sebagaimana
hadits yang di riwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya;
Dari
Abu Hurairah, aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Celaka,
celaka, dan celaka.” Ada yang bertanya, “Siapa dia wahai Rasulullah?”
Nabi bersabda, “Dia adalah orang yang
mendapati kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya dalam usia tua, akan
tetapi kemudian dia tidak masuk surga.” (HR Muslim)
3. Panjang
Umur dan di Luaskan Rizkinya
Dalam silaturahmi, yang harus didahulukan adalah silaturahmi
kepada orang tua sebelum kepada yang lain. Banyak di antara saudara-saudara
kita yang sering berkunjung kepada teman-temannya, tetapi kepada orang tuanya
sendiri jarang, bahkan tidak pernah. Padahal ketika masih kecil, dia selalu
bersama orang tuanya.
Sesulit apa pun harus tetap diusahakan untuk bersilaturahmi kepada
kedua orang tua, karena dekat kepada keduanya -insya Allah- akan dimudahkan
rizki dan dipanjangkan umurnya. Sebagai mana juga diterangkan dalam
beberapa hadits yang artinya;
Dari
Salman, sesungguhnya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak
ada yang bisa menolak takdir kecuali doa dan tidak ada yang bisa menambah umur
kecuali amal kebaikan.” (HR. Turmudzi dan dihasankan oleh al-Albani)
Anas
mengatakan, “Barang siapa yang ingin diberi umur dan rezeki yang panjang maka
hendaklah berbakti kepada kedua orang tuanya dan menjalin hubungan dengan karib
kerabatnya.” (HR. Ahmad)
4. Semua Amal
Shalih Diterima dan Kesalahan-Kesalahan Diampuni
Sebagai mana firman Allah dalam
surat Al-Ahqaaf ayat 15-16:
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$#
Ïm÷yÏ9ºuqÎ/
$·Z»|¡ômÎ)
(
çm÷Fn=uHxq
¼çmBé&
$\döä.
çm÷Gyè|Êurur $\döä.
(
¼çmè=÷Hxqur ¼çmè=»|ÁÏùur tbqèW»n=rO
#·öky
4
#Ó¨Lym #sÎ) x÷n=t/ ¼çn£ä©r& x÷n=t/ur z`Ïèt/ör& ZpuZy tA$s% Éb>u ûÓÍ_ôãÎ÷rr& ÷br&
tä3ô©r& y7tFyJ÷èÏR
ûÓÉL©9$# |MôJyè÷Rr&
¥n?tã 4n?tãur £t$Î!ºur ÷br&ur @uHùår& $[sÎ=»|¹ çm9|Êös? ôxÎ=ô¹r&ur Í< Îû ûÓÉLÍhè (
ÎoTÎ) àMö6è? y7øs9Î) ÎoTÎ)ur z`ÏB
tûüÏHÍ>ó¡ßJø9$# ÇÊÎÈ y7Í´¯»s9'ré&
tûïÏ%©!$# ã@¬6s)tGtR
öNåk÷]tã z`|¡ômr& $tB (#qè=ÉKtã ãur$yftGtRur
`tã öNÍkÌE$t«Íhy þÎû
É=»ptõ¾r& Ïp¨Ypgø:$#
(
yôãur É-ôÅ_Á9$#
Ï%©!$#
(#qçR%x. tbrßtãqã
ÇÊÏÈ
15. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada
dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya
adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai
empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri
nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku
dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada
Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri".
16. mereka Itulah orang-orang yang Kami
terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni
kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang
benar yang telah dijanjikan kepada mereka.”(QS al-Ahqaf: 15-16)
5.
Mendapatkan Ridha Allah SWT.
Sebagaimana diterangkan dalam sebuah
Hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dan dishahihkan oleh al-Albani yang
artinya:[2]
Dari
Abdullah bin Amr, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Ridha
Allah tergantung ridha kedua orang tua dan murka Allah tergantung murka kedua
orang tua.” (HR. Thabrani dan dishahihkan oleh al-Albani)
6.
Diterima Doanya dan Hilangnya Kesusahan
7.
Lebih Utama Daripada Hijrah dan Jihad
Sebagaimana
di jelaskan dalam sebuah hadits riwayat Muslim yang artinya:
Dari
Abdullah bin Amr bin al-Ash ada seorang yang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu
berkata, “Aku hendak membaiatmu untuk berhijrah dan berjihad dalam rangka
mengharap pahala dari Allah.” Nabi bertanya kepada keduanya, “Apakah diantara kedua orang tuamu ada yang
masih hidup.” “Ya, kedua-duanya masih hidup.” Jawabnya. Nabi bertanya, “Engkau mengharap pahala dari Allah?”
“Ya.” Jawabnya. Nabi bersabda, “Pulanglah,
temui keduanya dan sikapilah keduanya dengan baik.” (HR. Muslim)
8.
Orang Tua Ridha dan Mendoakan
Jika seorang anak berbakti kepada
kedua orang tuanya, tentu keduanya akan senang, dan pertanda ridhanya
kepadanya. Kemudian mendoakannya, sedangkan doa orang tua itu pasti terjawab.
Ada
tiga orang yang doanya mustajab dan hal tersebut tidak perlu diragukan lagi.
Tiga orang tersebut adalah doa orang yang teraniaya. Doa orang yang sedang
bepergian dan doa orang tua untuk kebaikan anaknya. (HR. Ibnu Majah dan
dihasankan oleh al-Abani)
9.
Anak Kita
Akan Berbakti Kepada Kita
Sikap bakti adalah hutang, maka
sebagaimana kita berbakti kepada orang tua kita, maka anak kita pun akan
berbakti kepada kita.
10.
Tidak Akan Menyesal
Seorang anak yang tidak berbakti
kepada kedua orang tuanya akan merasakan penyesalan ketika keduanya sudah
meninggal dunia dan belum sempat berbakti.
11.
Dipuji Banyak Orang
Bakti kepada kedua orang tua adalah
sifat yang terpuji dan orang yang memiliki sifat ini pun akan mendapatkan
pujian. Kisah Uwais al-Qorni adalah diantara dalil tentang hal ini.
12.
Merupakan Sifat Para Nabi
Sebagaimana dijelaskan dalam
beberapa ayat al-Qur’an yakni
Tentang Nabi Yahya As. Dalam Surat
Maryam ayat 14:
#Ct/ur
Ïm÷yÏ9ºuqÎ/
óOs9ur `ä3t #·$¬6y_ $|ÅÁtã
ÇÊÍÈ
14. dan seorang yang berbakti kepada kedua
orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
(QS. Maryam: 14)
Tentang Nabi Isa As. Allah SWT. Berfirman
dalam surat Maryam ayat 32:
#Ct/ur ÎAt$Î!ºuqÎ/ öNs9ur ÓÍ_ù=yèøgs #Y$¬7y_ $|É)x©
ÇÌËÈ
32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku
seorang yang sombong lagi celaka.”
(QS. Maryam: 32)
Tentang Nabi Ismail As. Allah SWT
berfirman dalam surat. ash-Shaaffat ayat 102:
$¬Hs>sù x÷n=t/ çmyètB zÓ÷ë¡¡9$# tA$s% ¢Óo_ç6»t þÎoTÎ)
3ur& Îû ÏQ$uZyJø9$# þÎoTr&
y7çtr2ør&
öÝàR$$sù #s$tB 2ts? 4
tA$s% ÏMt/r'¯»t
ö@yèøù$# $tB ãtB÷sè? (
þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$#
z`ÏB
tûïÎÉ9»¢Á9$#
ÇÊÉËÈ
102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang
yang sabar".”
(QS. ash-Shaffat: 102)
13.
Berbakti
Kepada Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan Yang Sedang Dialami
Dengan cara bertawassul dengan amal shalih tersebut. Dalilnya
adalah hadits riwayat dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma mengenai kisah tiga
orang yang terjebak dalam gua, dan salah seorangnya bertawassul dengan bakti
kepada ibu bapaknya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas
dapat diambil suatu kesimpualn bahwa manusia diperintahkan untuk selalu
berbakti dan berbuat baik kepada orang tua dalam hal kebaikan. Selain itu
manusia juga diperintahkan untuk tidak menyekutukan Allah, karena
menyekutukan Allah merupakan suatu kezaliman yang besar.
sebagaimana telah
diperintahkan oleh Allah kepada Luqman terhadap anaknya saat ia memberi
pelajaran. Dan juga manusia harus selalu berterima kasih kepada orang tua dan
selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah dikaruniakan kepada
mereka.
B. SARAN
Hendaknya kita sebagai
seorang anak sekaligus calon orang tua harus berbakti kepada kedua orang tua. Sebagaimana
telah dijelaskan dalam pembahasan makalah ini. Tidak mudah untuk mendidik,
menjaga, melindungi seorang anak bagi kedua orang tua. Karena itu berbuat
baiklah dan berbaktilah kepada ibu bapakmu.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber:
4. Quthb,
Sayyid. 2004.Tafsir Fi
Zhalali qur’an jilid 10 (Jakarta : Gema Insani)
5. Depag
RI, Al-Qur’an Bayan. 2009 (Depok : Al-Qur’an Terkemuka
6. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 527), Muslim
dalam Kitabul Iman (no. 85), an-Nasa-i (I/292-293), at-Tirmidzi (no. 173),
ad-Darimi (I/278), Ahmad (I/351, 409, 410, 439).
7. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Adabul Mufrad
(no. 2), Ibnu Hibban (no. 2026 al-Mawaarid), at-Tirmidzi (no. 1899), al-Hakim
(IV/151-152), ia menshahihkan atas syarat Muslim dan adz-Dzahabi menyetujuinya.
Syaikh al-Albani rahimahullaah mengatakan hadits ini sebagaimana yang dikatakan
oleh mereka berdua (al-Hakim dan adz-Dzahabi). Lihat Shahiih Adabul Mufrad (no.
2).
Referensi:
1) Hadits shahih:
Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 527), Muslim dalam Kitabul Iman (no. 85),
an-Nasa-i (I/292-293), at-Tirmidzi (no. 173), ad-Darimi (I/278), Ahmad (I/351,
409, 410, 439).
2) Hadits shahih:
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Adabul Mufrad (no. 2), Ibnu Hibban (no. 2026
al-Mawaarid), at-Tirmidzi (no. 1899), al-Hakim (IV/151-152), ia menshahihkan
atas syarat Muslim dan adz-Dzahabi menyetujuinya. Syaikh al-Albani
rahimahullaah mengatakan hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh mereka
berdua (al-Hakim dan adz-Dzahabi). Lihat Shahiih Adabul Mufrad (no. 2).
[1] Hadits shahih:
Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 527), Muslim dalam Kitabul Iman (no. 85),
an-Nasa-i (I/292-293), at-Tirmidzi (no. 173), ad-Darimi (I/278), Ahmad (I/351,
409, 410, 439).
[2] Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Adabul Mufrad
(no. 2), Ibnu Hibban (no. 2026 al-Mawaarid), at-Tirmidzi (no. 1899), al-Hakim
(IV/151-152), ia menshahihkan atas syarat Muslim dan adz-Dzahabi menyetujuinya.
Syaikh al-Albani rahimahullaah mengatakan hadits ini sebagaimana yang dikatakan
oleh mereka berdua (al-Hakim dan adz-Dzahabi). Lihat Shahiih Adabul Mufrad (no.
2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar