Sabtu, 06 Desember 2014

MAKALAH TUJUAN PENDIDIKAN

MAKALAH
TUJUAN PENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu
Pada Mata Kuliah : Sistem Informasi dan Pendidikan Teknik
Semester : VII ( Tujuh ) PAI / Reguler
Dosen Mata Kuliah : Drs. Edeng Suryana. M.Pd.I




Description: Description: Description: logoMifda subang




Di Susun Oleh:
Eis Ns


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI STRATA - 1
STAI MIFTAHUL HUDA
SUBANG
2014



KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT., karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah SISTEM INFORMASI DAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI dengan judul makalah  “TUJUAN PENDIDIKAN”.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Bapak Drs. Edeng Suryana, M.Pd.Iselaku dosen mata kuliah yang bersangkutan. Dan tak lupa juga untuk keluargapenulis yang telah memberikan dukungan dan bantuan berupa moril dan materil dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari rekan semua yang nantinya penulis jadikan bahan dalam penyempurnaan makalah ini.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Aamiin.

Penulis



DAFTAR ISI
Kata Pengantar           ………………………………………………………………………………………. i
Daftar Isi                   .………………………………………………………………………………………. i
Bab I Pendahuluan     ………………………………………………………………………………………. 1
A.   Latar Belakang Masalah   ………………………………………………………………………… 1
B.    Rumusan Masalah   ………………………………………………………………………………… 1
Bab II Pembahasan       ……………………………………………………………………………………. 2
A.   Pengertian Tujuan Pendidikan   ……………………………………………………………….. 2
B.    Fungsi Tujuan Pendidikan     …………………………………………………………………… 4
C.   Macam-macam Tujuan Pendidikan    ………………………………………………………… 6
D.   Manfaat Tujuan Pendidikan       …………………………………………………………….. 11
Bab III Kesimpulan Dan Penutup     …………………………………………………………………. 12
Daftar Pustaka         ………………………………………………………………………………………. 13




BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Kegiatanpendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pembicaraan tentang pendidikan tidak pernah lepas dari unsur manusia.
Pada umumnya pendidikan itu diberikan atau diselenggarakan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah yang positif yang berlangsung sepanjang hayat (life long process), dan generasi ke generasi.Pendidikan sebagai gejala manusiawi dan sekaligus usaha sadar, didalamnya tidak lepas dari keterbatasan-keterbatasan yang dapat melekat pada peserta didik, pendidik, interaksi pendidik, serta pada lingkungan dan sarana pendidikan.
 Oleh sebab itu perlu adanya pemahaman tentang arti dan tujuan pendidikan secara mendalam. Tujuan pendidikan merupakan masalah yang fundamental dalam pelaksanaan pendidikan, karena dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan isi pendidikan. Tujuan pendidikan itupun akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Untuk itu kita harus memahami tujuan yang nantinya bisa dicapai.
Dan berdasarkan latar belakang tersebut penulis akan membahas makalah yang berjudul tujuan pendidikan.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan, maka dapat penulis simpulkan rumusan masalahnya. Yaitu sebagai berikut:
1.       Apa pengertian tujuan pendidikan?
2.       Apakah fungsi tujuan pendidikan?
3.       Apasaja macam-macam tujuan pendidikan?
4.       Apa manfaat tujuan pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
TUJUAN PENDIDIKAN
A.     Pengertian Tujuan Pendidikan
Menurut sejarah bangsa Yunani, tujuan pendidikan ialah ketentraman. Sedangkan menurut Islam, tujuan pendidikan ialah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh, dan tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangan-Nya (Ahmadi, 1991:99).
Dalam Suwarno (1992) terdapat beberapa pengertian tujuan pendidikan menurut beberapa tokoh, diantaranya:
1.     Ki Hadjar Dewantoro
Tujuan pendidikan adalah mendidik anak agar menjadi manusia yang sempurna hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan manusia yang selaras dengan alamnya (kodratnya) dan masyarakatnya.
2.     Johan Amos Comenius (Austria, 1592-1670, tokoh aliran realism pendidikan)
Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang mempunyai pengetahuan kesusilaan dan kesalehan sebagai persiapan untuk kehidupan akherat.
3.     John Locke (Inggris, 1632-1704, tokoh aliran Empirisme dalam pendidikan)
Tujuan pendidikan adalah membentuk “Gentlemen”.
4.     J.J. Rousseau (Perancis, 1712 - 1778, tokoh aliran Naturalisme)
Tujuan pendidikan adalah mempertahankan kebaikan yang ada pada manusia dan membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang natural.
5.     John Heinrich Pestalozzi (Swiss, 1746 - 1827, tokoh pendidikan sosial)
Tujuan pendidikan adalah mempertinggi derajat rakyat (social regeneration) dengan mengembangkan potensi jiwa anak secara wajar.
6.     Friedrich Frobel (Jerman, 1782 - 1852, tokoh pendidikan anak-anak)
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi makhluk aktif dankreatif.
7.     Herbert Spencer (Inggris, 1820-1903, tokoh gerakan ilmiah dalam pendidikan)
Tujuan pendidikan adalah mengilmiahkan usaha-usaha pendidikan, serta membentuk manusia ilmiah.
8.     John Dewey (Amerika, 1859 - 1952, tokoh pendidikan sosial)
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang baik, yaitu anggota masyarakat yang mempunyai kecakapan praktis dan dapat memecahkan problem sosial sehari-hari dengan baik.
9.     George Kerchensteiner (Jerman, 1855-1932, tokoh pendidikan kewarganegaraan)
Tujuan pendidikan adalah mendidik anak menjadi warga negara yang baik.
10.  Maria Montessori (Italia, 1870 - 1952, tokoh pendidikan kanak-kanak)
Tujuan pendidikan adalah perkembangan anak secara bebas.
11.  Helen Parkhurst (Amerika, 1887 - 1900, tokoh pendidikan individual)
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi warga negara yang baik.
MPRS No. 2 Tahun 1960 yang berbunyi tujuan pendidikan ialah membentuk manusia pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.Tujuan pendidikan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan yang dimaksud disini bukan semata-mata kecerdasan yang hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual saja, melainkan kecerdasan meyeluruh yang mengandung makna lebih luas.
Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 berbunyi : “.…bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa kapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu mengendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya.
B.     Fungsi Tujuan Pendidikan
Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Sedangkan menurut UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menurut David Popenoe ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
a.     Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
b.     Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
c.      Menjamin integrasi sosial.
d.     Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
e.     Sumber inovasi sosial.
Selain itu, Pendidikan juga mempunyai fungsi untuk mengadakan perubahan sosial yaitu:
a.     Melakukan reproduksi budaya.
b.     Difusi budaya.
c.      Mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional.
d.     Melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional.
e.     Melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi tradisional yang telah ketinggalan.
Menurut ahmad D. Marimba, fungsi tujuan kegiatan pendidikan ada empat, yaitu:
1.     Mengakhiri usaha
Tujuan berfungsi untuk mengakhiri usaha. Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidaklah mempunyai arti apa-apa. Selain itu usaha mengalami permulaan dan mengalami pula akhirnya. Pada umumnya suatu usaha baru berakhir kalau tujuan akhir telah dicapai.
2.     Mengarahkan usaha
Tujuan berfungsi mengarahkan usaha. Tanpa adanya antisipasi (pandangan ke depan) kepada tujuan, penyelewengan akan banyak terjadi dan kegiatan yang dilakukan tidak akan berjalan secara efesien.
3.     Titik tolak untuk mencapai tujuan-tujuan lain
Tujuan dapat berfungsi sebagai titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain, yaitu tujuan-tujuan baru maupun tujuan lanjutan dari tujuan pertama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dari satu segi tujuan itu membatasi ruang gerak usaha, namun dari segi lain tujuan tersebut dapat mempengaruhi dinamika usaha tersebut.
4.     Memberi nilai pada usaha-usaha tersebut (Marimba, 1962: 45-46).
Tujuan berfungsi memberi nilai (sifat) pada usaha itu. Ada usaha-usaha  yang tujuannya lebih luhur, lebih mulia, lebih luas daripada usaha-usaha lain. Hal ini menunjukkan bahwa dalam rumusan setiap tujuan selalu disertai dengan nilai-nilai yang hendak diusahakan perwujudannya. Nilai-nilai ini tentu saja bermacam-macam sesuai dengan pandangan yang merumuskannya. Jika yang merumuskan tujuan tersebut orang muslim yang taat dan luas wawasan keislamannya, tentu saja akan dimasukkan nilai-nilai yang sejalan  dengan ajaran Islam yang dianutnya.
Dalam hubungannya dengan  fungsi keempat tujuan pendidikan tersebut di atas, yakni sebagai pemberi nilai terhadap suatu kegiatan, Langgulung  (1980: 178) memandang bahwa tujuan pendidikan Islam harus mampu mengakomodasikan tiga fungsi utama dari agama yaitu;
a.     fungsi spiritual yang berkaitan dengan aqidah dan iman;
b.     fungsi psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai-nilai akhlak yang mengangkat derajat manusia ke derajat yang lebih sempurna;
c.      fungsi sosial yang berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia dengan manusia lain atau masyarakat, dimana masing-masing menyadari hak-hak dan tanggung jawabnya untuk menyusun masyarakat yang harmonis dan seimbang.
Implikasinya, pendidikan harus berfungsi untuk mewujudkan (mengembangkan) berbagai potensi yang ada pada manusia dalam konteks dimensi keberagaman, moralitas, moralitas, individualitas/personalitas, sosialitas dan keberbudayaan secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia
C.     Macam – macam Tujuan Pendidikan
Tentang tujuan pendidikan, Langeveld membedakannya menjadi enam tujuan pendidikan.
1.     Tujuan Umum
Yaitu tujuan yang akan dicapai di akhir proses pendidikan, yaitu tercapainya kedewasaan jasmani dan rohani anak didik. Maksud kedewasaan jasmani adalah jika pertumbuhan jasmani sudah mencapai batas pertumbuhan maksimal, maka pertumbuhan jasmani tidak akan berlangsung lagi. Kedewasaan rohani yang dimaksud yaitu peserta didik sudah mampu menolong dirinya sendiri mampu berdiri sendiri, dan mampu bertanggung jawab atas semua perbuatan nya.
Tujuan umum berarti tujuan total atau tujuan yang lengkap yaitu tujuan yang pada akhirnya akan dicapai oleh pendidik terhadap anak didik yaitu terwujudnya kedewasaan jasmani dan rohani. (Barnadib, 1989)
Menurut Kohnstamm dan Gunning, tujuan akhir pendidikan itu ialah membentuk insan kamil atau manusia sempurna. (Amir Daien,1973) Dengan demikian tujuan umum atau akhir pendidikan ialah membentuk insan kamil yaitu manusia yang dewasa jasmani dan rohaninya baik secara moral, intelektual, sosial, estesis, agama dan lain sebagainya.
2.     Tujuan Khusus
Yaitu tujuan tertentu yang hendak dicapai berdasarkan usia, jenis kelamin, sifat, bakat, intelegensi, lingkungan sosial budaya, tahap-tahap perkembangan, tuntunan syarat pekerjaan. Tujuan ini merupakan pengkhususan dari pada tujuan umum, karena untuk menuju kepada tujuan umum itu perlu adanya pengkhususan tujuan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi tertentu, misalnya disesuaikan dengan:
a.      Cita-cita pembangunan suatu masyarakat atau bangsa.
b.     Tugas suatu badan atau lembaga pendidikan.
c.      Bakat dan kemampuan anak didik.
d.     Kesanggupan-kesanggupan yang ada pada pendidik.
e.      Tingkat pendidikan, dan sebagainya. (Umar Tirtaraharja, dkk, 2005:38-39)
3.     Tujuan Tidak Lengkap
Yaitu tujuan yang menyangkut sebagian aspek manusia. Jaditujuan tidak lengkap ini bagian dari tujuan umum yang melengkapi perkembangan seluruh aspek kepribadian.
Tujuan ini erat hubungannya dengan aspek-aspek pendidikan yang akan membentuk aspek-aspek kepribadian manusia, seperti aspek-aspek pendidikan yaitu kecerdasan, moral, sosial, keagamaan, estetika, dan sebagainya.
4.     Tujuan Sementara
Yaitu proses untuk mencapai tujuan umum yang tidak dapat dicapai sekaligus.karena perlu ditempuh setingkat demi setingkat. Tingkatan demi tingkatan inilah yang disebut tujuan sementara.
Tujuan sementara adalah tujuan pendidikan yang dicapai si anak pada tiap fase perkembangan. Agar tujuan sementara ini dapat tercapai dengan sebaik-baiknya maka pendidik harus mengetahui masa peka yaitu masa dimana anak masanya matang untuk mempelajari sesuatu yang akan dicapai dengan tujuan tersebut.
5.     Tujuan Intermedier (perantara)
Yaitu tujuan perantara bagi tujuan lainnya yang pokok. Misalnya anak dibiasakan menyapu halaman maksudnya supaya kelak ia memiliki rasa tanggung jawab.
Tujuan perantara ini merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain. Keenam tujuan tersebut menurut Langeveld intinya dapat disederhanakan menjadi satu macam saja, yaitu “tujuan umum” dimana semua tujuan-tujuan (kelima tujuan yang lainnya) diarahkan untuk pencapaian tujuan umum pendidikan yaitu terbentuknya kehidupan sebagai insan kamil, suatu kehidupan dimana ketiga inti hakikat manusia baik sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk susila/religious dapat terwujud secara harmonis.
6.     Tujuan Insidental (seketika)
Yaitu tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu, yang sifatnya seketika dan spontan. Misalnya orang tua menegur anaknya agarberbicara sopan. Tujuan ini disebut tujuan seketika karena tujuan ini timbul secara kebetulan, secara mendadak dan hanya bersifat sesaat. 
Tujuan seketika ini meskipun hanya sesaat dapat memberikan andil dalam pencapaian tujuan selanjutnya, karena melalui tujuan-tujuan seperti ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman langsung yang erat hubungannya dengan kehidupannya nanti dimasa yang akan datang.(Abdul Kadir, dkk, 2009: 4-12).
Sedangkan Menurut Bloom (dalam Suwarno,2006: 35–36)Tujuan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu:
1.     Domain Kognitif, yang meliputi kemampuan – kemampuan yang diharapkan dapat tercapai setelah dilakukan nya proses belajar mengajar.
2.     Domain Afektif, yaitu berupa kemampuan untuk menerima, menjawab, membentuk dan mengarakterisasi.
3.     Domain Psikomotor, yaitu terdiri dari kemampuan persepsi, kesiapan dan respon terpimpin.
Dalam Suwarno (1992), ada beberapa macam tujuan pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
1.     Tujuan umum, yaitu tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan keadaan. Tujuan umum ini dirumuskan dengan memperhatikan hakekat kemanusiaan yang universal.
2.     Tujuan khusus, yaitu pengkhususan dari tujuan umum atas dasar beberapa hal antara lain:
a.      Perbedaan individual pada si terdidik.
b.     Perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat.
c.      Perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan.
d.     Perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafah hidup suatu bangsa.
3.     Tujuan tak lengkap atau tak sempurna, yaitu tujuan yang hanya mencakup salah satu aspek saja. Misalnya: tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja.
4.     Tujuan sementara, ialah tujuan yang dicapai pada tiap tingkat perjalanan menuju tujuan akhir. Misalnya menyelesaikan belajar di sekolah dasar merupakan tujuan sementara untuk selanjutnya menuju ke SMP, SMA, dan selanjutnya.
5.     Tujuan insidentil, yaitu tujuan yang timbul karena adanya situasi yang terjadi secara kebetulan.
6.     Tujuan intermediair, yaitu tujuan yang merupakan alat atau perantara untuk mencapai tujuan yang lain.
Selanjutnya dalam hubungan dengan hierarki tujuan pendidikan, dibedakan dalam beberapa macam tujuan pendidikan, yaitu:
 










1.     Tujuan nasional
Tujuan nasional ialah tujuan umum pendidikan nasional yang mengandung rumusan kualifikasi umum yang diharapkan akan dimiliki oleh setiap warga negara setelah mengikuti dan menyelesaikan program pendidikan nasional tertentu (Suwarno, 1992:52).
2.     Tujuan institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga pendidikan atau satuan pendidikan tertentu. Tiap lembaga pendidikan memiliki tujuan masing-masing yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dan yang sesuai dengan karakteristik lembaga tersebut (Suardi,2010:7).
3.     Tujuan kurikulum
Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh program studi, bidang studi dan mata pelajaran tertentu yang disusun berdasarkan tujuan instruksional. Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada kategorisasi tujuan pendidikan atau taksonomi tujuan, yang dikaitkan dengan bidang studi yang bersangkutan (Suardi, 2010:7).
4.     Tujuan instruksional
Tujuan ini dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional umum berisi kualifikasi yang merupakan pernyataan hasil belajar yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam pokok bahasan tertentu. Tujuan instruksional khusus merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan instruksional umum, dinyatakan dalam rumusan sekhusus-khususnya, sehingga tujuan tersebut mudah dinilai dan tidak menimbulkan salah tafsir (Suwarno, 1992:53).
D.    Manfaat Tujuan Pendidikan
Dari definisi pendidikan sesuai UU RI No.20 tahun 2003 dapat diketahui manfaat pendidikan bagi seseorang yaitu agar dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga akan mendapatkan kekuatan spiritual keagamaan, lalu bisa mengendalikan dirinya, memiliki pribadi yang lebih baik dan juga meningkatkan kecerdasan, memiliki akhlak yang mulia disertai berbagai keterampilan untuk dirinya dan masyarakat secara luas dan juga bagi bangsa dan negara.
Pentingnya Pendidikan sebagai upaya untuk dilakukan secara sadar berguna untuk menambah segala macam pengetahuan dan wawasan serta pengalaman dalam mengarungi dan menentukan tujuan hidup sehingga bisa memiliki pandangan yang luas kearah depan yang lebih baik.



BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa kapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu mengendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya.
fungsi tujuan kegiatan pendidikan ada empat, yaitu: Mengakhiri usaha, Mengarahkan usaha, Titik tolak untuk mencapai tujuan-tujuan lain, Memberi nilai pada usaha-usaha tersebut. (Marimba, 1962: 45-46).
Macam – macam Tujuan Pendidikan yaitu: Tujuan umum, tujuan khusus, tujuan tidak lengkap (tidak sempurna), tujuan sementara, tujuan Intermedier (perantara), tujuan Insidental (seketika), domain kognitif, domain afektif, domain psikomotor, tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikulum, tujuan instruksional hal tersebut sesuai dengan apa tujuan yang hendak dituju.
Adapun manfaat tujuan pendidikan bagi seseorang yaitu agar dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga akan mendapatkan kekuatan spiritual keagamaan, lalu bisa mengendalikan dirinya, memiliki pribadi yang lebih baik dan juga meningkatkan kecerdasan, memiliki akhlak yang mulia disertai berbagai keterampilan untuk dirinya dan masyarakat secara luas dan juga bagi bangsa dan negara.
Demikian pemaparan yang dapat penulis tuangkan dalam makalah ini, mohon maaf jika ada kesalahan kata, bahasa, materi, maupun teori-teori yang penulis sajikan.Semoga hasil dari penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Aamiin.



DAFTAR PUSTAKA
1.       Ahmadi, A. dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan.  Jakarta : Rineka Cipta.
2.       Suardi, M. 2010. Pengantar pendidikan teori dan aplikasi, Jakarta : PT Indeks.
3.       Suwarno. 1992. Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.
4.       Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5.       Kadir Abdul, dkk. 2009. Dasar – dasar Pendidikan. Surabaya : IAIN Sunan Ampel Press
6.       https://www.academia.edu/4563266/MAKALAH_TUJUAN_PENDIDIKANdi unduh pada hari kamis tanggal 30 oktober 2014 pukul 10:00
8.       http://tutikd.blogspot.com/2013/02/fungsi-dan-tujuan-pendidikan.html di unduh pada hari kamis, tanggal 30 oktober 2014 pukul 10:53
9.       https://www.academia.edu/4563266/MAKALAH_TUJUAN_PENDIDIKAN di unduh pada hari kamis tanggal 30 oktober 2014 pukul 11:07 WIB
12.       D. Marimba, Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1986
13.       Langgulung, Hasan, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Maarif, 1980
14.       Barnadib, Sutari Imam, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta: Fip Ikip, 1987
15.       Indrakusuma, Amir Daien, Pengantar ilnu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1973.
16.       Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta: Rineka Cipta, 2005

17.       http://bukhariumar59.blogspot.com di unduh tanggal 31 oktober 2014, 12:20.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar