Nama : Eis Komala Ns
NIM/Jurusan : 1112-01----- / PAI-Tarbiyah
Semstr/Kelas : Tiga/ Reguler
Mata Kuliah : Pysicology Pendidikan
Judul Review : PENGGUNAAN
STRATEGIRELAKSASI UNTUK MEMBANTU SISWA MENGURANGI PERASAAN CEMAS DALAM SITUASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
A. Latar
Belakang
Perasaan
cemas dapat dialami siapa saja, baik anak – anak, remaja dan orang tua.
Perasaan cemas dapat muncul pada saat kita menghadapi sesuatu yang kita anggap
penting, memasuki situasi yang baru dan cemas terhadap tanggapan mengenai hasil
tindakan kita. Perasaan cemas juga sering muncul di lingkungan sekolah, dan
perasaan tersebut menyebabkan siswa tidak nyaman dan tidak tenang.
Disamping
itu, komunikasi interpersonal merupakan modal utama dalam berinteraksi atau
bersosialisasi dimanapun kita berada. Oleh karena itu sangat ada kaitannya
antara kecemasan dan komunikasi. Dan karena komunikasi tersebutlah terkadang
siswa ataupun orang dewasa mengalami kecemasan dalam berinteraksi dengan orang
lain ataupun terhadap lingkungan sekitar. Karena komunikasi merupakan sarana
kegiatan yang tidak bias di tinggalkan dalam berhubungan, dan tidak ada
kegiatan yang dilakukan manusia tanpa disertai dengan proses komunikasi.
Siswa
yang mengalami kecemasan dalam berkomunikasi cenderung mengalami berbagai
gangguan fisik maupun psikis. Dan melihat dampak yang terjadi karena mengalami
kecemasan maka dibutuhkan bimbingan dan konseling dalam meminimalisir atau
mengurangi rasa cemas pada siswa dalam proses komunikasi interpersonal. Karena
itu perlu adanya penanggulangan dengan melakukan strategi khusus yaitu strategi
relaksasi.
Menurut
beberapa ahli strategi tersebut mampu mengurangi rasa cemas pada siswa. Dan
untuk membuktikannya maka di perlukan penelitian tentang bagaiman cara
mengurangi kecemasan dalam berkomunikasi interpersonal, metode apa saja yang digunakan, dan bagaimana
hasilnya setelah melakukan terapi dengan strategi relaksasi.
B. Pembahasan
Kecemasan merupakan masalah yang biasa
terjadi pada setiap manusia dan dalam segala sesuatu. Banyak tokoh mendefinisikan
pengertian kecemasan. Menurut Atkinson (1991), “kecemasan adalah emosi yang
tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah kekhawatiran, keprihatinan dan
rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda”.
Menurut Gunarsa (1990), “kecemasan adalah suatu keadaan emosi yang dipakai
untuk menunjukkan respon emosional yang tidak sesuai dengan keadaan yang
menimbulkan rasa takut” dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang
ditandai dengan adanya perasaan takut, gelisah, dan tegang, serta rasa ragu
atau tidak berani terhadap hal-hal yang konkret dan hal-hal yang tidak jelas.
Menurut beberapa pendapat para ahli,
dapat disimpulkan bahwa kecemasan ada beberapa macam, yaitu kecemasan nyata,
kecemasan neurotic, kecemasan moral, kecemasan sebagai suatu sifat, kecemasan
sebagai suatu keadaan, kecemasan umum dan kecemasan fobia. Sedangkan kecemasan
komunikasi interpersonal termasuk kecemasan umum karena sering muncul di
kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa gejala kecemasan yang
dipaparkan beberapa para ahli diantaranya yaitu: adanya perasaan takut, panik,
gangguan perut, sesak nafas, perubahan ekspresi muka, gelisah, gangguan tidur,
detak jantung agak keras, nafas yang memburu, keluar keringat, pingsan, sulit
konsentrasi, nafsu makan hilang, tubuh gemetar, tingkah laku agresif dan lain
sebagainya. Kecemasan biasanya timbul karena dampak keadaan yang mencekam
(menurut catell :dalam alwisoll, 2004), seseorang tidak mampu menyesuaikan diri
dengan dirinya, dengan orang lain dan lingkungan sekita (Daradjat :1989),
seseorang yang sangat sadar dengan ketidak sesuaian dalam dirinya (Menurut
Rogers : dalam Alwisol, 2004).
Kecemasan sering menimbulkan dampak yang
buruk dalam diri seseorang diataranya yaitu: kesulitan dalam pergaulan dan
mengalami perasaan takut yang hebat sebelum mulainya serangan tersebut
(Gunarsa: 2004), sistem saraf otonom menyebabkan tubuh bereaksi secara mendalam
(Sobur : 2003), menghambat perkembangan hubungan interpersonal (Alwisol : 2004).
Komunikasi adalah sebagai pesan yang
dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk
mempengaruhi tingkah laku si penerima. Sedangkan interpersonal yaitu melingkupi
semua manusia atau antara personal atau pribadi. Jadi Komunikasi interpersonal
adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih, dimana setiap
pihak dapat bertindak sebagai komunikator sekaligus komunikasi yang di dalamnya
terjadi proses penyampaian dan penerimaan pesan secara nyata dalam mengubah
sikap, pendapat dan pesan seseorang.
Beberapa ciri komunikasi antarpribadi
yang biasa terjadi yaitu: ciri spontanitas, terjadi sambil lalu dengan media
utama adalah tatap muka, tidak mempunyai tujuan yang ditetapkan terlebih
dahulu, terjadi secara kebetulan diantara peserta yang identitasnya kurang
jelas, dan mengakibatkan dampak yang disengaja atau tidak disengaja, kerapkali
berbalas – balasan. Dan syaratnya hubungan tersebut paling sedikitnya dua
orangdengan hubungan yang bebas dan bervariasi, ada keterpengaruhan, harus
membuahkan hasil, dan menggunakan lambang – lambang bermakna.
Dalam komunikasi diperlukan suatu proses
timbal balik yang aktif antara dua individu atau lebih dalam memberi dan
menerima informasi sehingga terjadi saling pengertian dan tidak menimbulkan
hambatan dalam berkomunikasi baik komunikasi antarpribadi, komunikasi umum atau
komunikasi massa. Istilah hambatan
komunikasi (communication apprehension)
mencakup kondisi yang lebih luas, yaitu kecemasan komunikasi antarpribadi,
komunikasi kelompok atau komunikasi massa. Dalam penelitian ini yang akan
ditekankan adalah pada kecemasan komunikasi antapribadi.
Burgoon dan Ruffner (dalam Anwar, 2008)
mengemukakan tentang beberapa cirri kecemasan komunikasi antar pribadi, yaitu:
a.
Unwilingnes atau ketidak sediaan untuk
berkomunikasi yang ditandai oleh kecemasan, intoversi, rendahnya frekuensi
partisipasi dalam berbagai situasi komunikasi.
b.
Avoiding atau penghindaran dari partisipasi karena
pengalaman komunikasi yang tidak menyenangkan, dengan indikasi: kecemasan,
kurangnya pengenalan situasi komunikasi yang mempengaruhi intimasi dan empati.
c.
Control atau rendahnya pengendalian terhadap
situasi komunikasi, yang terjadi karena: factor lingkungan, ketidakmampuan
menyesuaikan diri dengan individu yang berbeda, reaksi lawan bicara.
Relaksasi adalah salah satu teknik dalam
terapi perilaku. Dan menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
relaksasi adalah salah satu strategi dalam konseling yang merupakan suatu
proses pembebasan mental dan fisik dari berbagai teknik sehingga dihasilkan
keadaan yang lebih tenang. Dalam hal ini berhubungan dengan ketegangan dalam
berkomunikasi interpersonal. Burn (dalam Subandi.dkk, 2003) melaporkan beberapa
keuntungan dari relaksasi antara lain :
a.
Mengurangi tingkat kecemasan
b.
Relaksasi merupakan bantuan untuk
menyembuhkan penyakit tertentu dan oprasi.
c.
Meningkatkan penampilan kerja, social, dan
keterampilan fisik. Dll.
Ada beberapa macam bentuk relaksasi diantaranya yaitu:
a.
Relaksasi otot bertujuan mengurangi
ketegangan dan kecemasan dengan cara melemaskan otot-otot badan. Ada tiga macam
relaksasi otot (Borkovec,1973.et.all :dalam Subandi dkk, 2005) yaitu: Tension
relaxation,letting go, dan difrential relaxation.
b.
Relaksasi kesadaran indra, dikembangkan oleh
Goldfried, 1976 (dalam Subandi, dkk, 2003).
c.
Relaksasi melalui Hipnosa, Yoga dan Meditasi
yang bertujuan agar seseorang dapat memiliki perkembangan Insight yang paling
dalam tentang proses mental di dalam dirinya.
Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam
melakukan relaksasi (menurut Bernstein dan Borkovic, 1973,et,all : dalam
subandi.dkk, 2002) yaitu :
a.
Latihan relaksasi merupakan suatu
keterampilan yang harus di pelajari.
b.
Selama fase permulaan latihan relaksasi dapat
dilakukan paling sedikit 30 menit setiap hari.
c.
Dianjurkan latihan relaksasi tidak dilakukan
satu jam sebelum tidur.
d.
Relaksasi akan menjadi efektif apabila
relaksasi dilakukan sebagai metode kontrol diri. Dll.
Tahapan – tahapan relaksasi diantaranya
yaitu: Rasional, petunjuk tentang berpakaian, menciptakan suasana yang nyaman,
permodelan oleh konselor, petunjuk untuk melakukan relaksasi, penilaian pasca
relaksasi , pekerjaan rumah dan tindak lanjut.
Dengan metode relaksasi yang diterapkan dan
berdasarkan hasil post-test yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa antara sebelum dan sesudah
melakukan strategi relaksasi terdapat perubahan terhadap kecemasan komunikasi
interpersonal pada siswa. Dan itu
menunjukkan bahwa strategi ini cukup membantu untuk mengurangi atau
meminimalisir kecemasan komunikasi interpersonal yang terjadi pada siswa.
C. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis data menggunakan statistit non parametik yaitu uji Wilcoxon untuk membandingkan Pre-test dan Post-test dapat diketahui terdapat perbedaan tingkat kecemasan
komunikasi interpersonal yang dialami siswa kelas X antara sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan strategi relaksasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
strategi relaksasi dapat digunakan untuk
membantu m,engurangi kecemasan komunikasi interpersonal siswa kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar